Kamis, 11 Desember 2014

Mencicipi tubuh pacar temen

Cerita Sex - Mencicipi Tubuh Pacar Teman
Cerita Sex Terbaru desember 2014 - Mencicipi
Tubuh Pacar Teman
Sorry sobatku (Anto) ini terjadi di hari Sabtu,
14 Pebruari 2009. Kita nggak tahan lihat body
pacarmu Saras. Apa mau dikata, karena sex
itu enak maka kita cicipin pacarmu !!.
Anyway, pacarmu juga menikmatinya !!
Saya mempunyai seorang teman cowok satu
kantor di sebuah perusahaan swasta di kota
Temanggung (Jawa Tengah). Dia biasa
bertugas untuk menemui klien jika calon klien
minta penjelasan mengenai penawaran yang
kami berikan dari perusahaan. Kebetulan hari
itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon
klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi
sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah
satu calon klien dari kota Parakan (lebih
kurang jaraknya jika ditempuh dari kota
Temanggung sekitar 45 menit) minta
penjelasan mengenai penawaran yang kami
berikan. Segera temanku (sebenarnya posisi
dia dikantor adalah bawahanku, karena aku
adalah kepala cabang) berangkat menuju
Parakan bersama Andi (anak buahku juga).
Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra
dan beni.
Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang
cewek, dia adalah Saras, kami tahu dia
adalah pacarnya Anto. Kami persilahkan
Saras untuk masuk dan menunggu Anto yang
sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang
kalau memang disuruh Anto untuk menunggu
dikantor. Saras waktu itu baru pulang dari
kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari kantor kami. Kami berempat berbincang-
bincang diruang tengah. Saras duduk di kursi
meja kantor Anto. Saras mengenakan blazer
warna coklat dengan rok span diatas lutut.
Cantik.
Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua
laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur
untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun,
mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg
dan menggunakan bra ukuran (kira-kira)
34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan
wajah layaknya cewek kantoran.
Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon
kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang
mobil yang dipakai mengalami kebocoran di
jalan padahal posisi dia ada di tempat yang
jauh dari pemukiman dan belum sampai ke
tempat calon klien. Dia mencoba untuk
mencari tempat tambal ban di dekat situ.
Anto juga sempat bebincang dengan Saras
untuk sabar menunggu.
Kami pun meneruskan perbincangan kami
berempat. Dengan bercanda kami juga
menggoda Saras dengan cerita-cerita
mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar
terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak
beberapa lama kemudia turun hujan. Aku
mencoba menghubungi HP Anto, dia masih
mencari tempat tambal ban dan kehujanan
juga. Kami teruskan pembicaraan.
Cerita Sex - Mencicipi Tubuh Pacar Teman
“Saras, gimana “punya” Anto, gede nggak?”,
tanya Indra menanyakan sesuatu yang
membuat merah padam muka Saras.
“Ah...mas Indra...tanyanya kok gitu...rahasia
dong”, jawab Saras malu-malu.
“Gedean mana kalo sama punya Pak
Redi ....”, tanya Indra sambil menyebutkan
namaku.
“Ah....mas Indra...”, jawab Saras lagi.
Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut.
Kami semakin memojokkan Saras dengan
pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami
juga tahu kalau Saras sudah sering
berhubungan badan dengan Anto dari cerita
Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi
dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.
"Eh, kalian berdua jangan “nganggurin”
Saras gitu donk, kasih Saras “minum” ..!"
perintahku kepada Indra dan Beni dengan
perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni
tahu apa maksudku.
"Oh iya, sori Saras, maaf Boss.....!" jawab
Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan
menuju belakang ,padahal dia berjalan
kearah belakang kursi Saras dan hal itu tidak
disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!
Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras
dari belakang....
"Gini..," kata Beni dengan mendekap erat
Saras. "Kamu pikir deh Saras... umurmu baru
21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami
nyobain kamu" lanjut Beni semakin erat
mendekap Saras yang meronta dan terkejut
mendapat perlakuan seperti itu.
"Ah ... apa-apaan ini" teriak Saras , sehingga
tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi
horny saja.
Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Saras.
"Diam...sebentar Sar..!" perintahku sambil
mencoba melepas kancing blazer yang Saras
pakai.
Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba
melepas rok yang dipakai Saras dan sambil
bicara kepada saya, "Dah boss ditidurin aja
dulu di lantai”.
Saras semakin meronta dan coba berteriak
tapi dekapan tangan Beni dan Indra
membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan
lenyap ditelan suara derasnya hujan.
"Sudah kamu ngga usah melawan, yang
penting sekarang kamu santai aja di lantai
dan ikutin permainan kami" timpalku.
"Permainan apa .....?" tanya Saras dengan
ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat
Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny....
"Ok-ok ..baik..," kata Saras tiba-tiba,
“Kalian semua sudah tahu kalau aku sering
berhubungan badan dengan mas Anto....tapi
jangan ceritakan kejadian ini... aku mau
melayani permainan kalian...”, kata Saras
membuat kami bertiga terkejut
mendengarnya.
Tiba-tiba saja Saras langsung mendekati saya
dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis
saya merespon. Lidah kami saling 'bergerilya'.
Kemudian ciuman Saras berganti ke bibir
Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi
ke bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus
dia juga menjilati kuping Indra.
Tanpa sadar Saras mendesah, "Ahh, enak,
Mas... terus..!"
"Sekarang aku buka baju kamu....! Tapi
tangan kamu tetap diam.... boleh pegangan
jalantol Beni atau Indra ..!" kataku.
"Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang
ditenjangi dulu..!" jawab Saras.
Dengan cepat aku membuka baju Saras dan
langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra
dan Beni langsung bergerilya di dada Saras.
Dinaikkannya BH Saras sehingga mereka
berdua bisa menggigit kedua puting Saras.
"Ahh, enak gigitannya...." Saras mendesah
pelan.
Samar-samar saya melihat Saras sambil
memperhatikan wajah saya dan dia
tersenyum.
Sekarang tangan saya mencoba mencari buah
dada Saras untuk saya remas-remas.
Beni dan Indra segera menuju bagian bawah
tubuh Saras.
"Pokoknya santai saja Sar...!" kata Beni
sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.
"Hmm.., CD model low cut dengan warna
hitam nih..!" ujar Indra sambil bergumam
melihat CD yang dipakai Saras.
"Kamu tahu saja kesukaan kami..!" kata
Indra, "Dan kamu seksi banget dengan CD
warna ini, bikin kita horny....!" kataku. Dan
sekarang Saras sudah berjongkok untuk dia
mulai ber-'karaoke'.
"Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..!"
kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 15 menit Saras telah
ber-'karaoke' terhadap pen|s kami bertiga.
Kemudian Saras dengan perlahan melepas
sendiri seluruh baju, rok dan pakaian
dalamnya.
"Sekarang...sentuh tubuh telanjangku....!"
kata Saras memerintah kami bertiga.
Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan.
Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai
dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga
tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua
putting Saras sedangkan Indra melumat habis
bibir Saras. .Samar-samar saya mendengar
Saras mulai mendesah.
Kali ini saya gantian ke buah dada Saras,
saya menjilati dulu pinggirnya secara
bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya
tidak menyentuh sedikit pun puting Saras.
Dan Saras kemudian bicara, "Ayo isep...
puting saya..!"
"Wah ini saatnya ..!" pikir saya dalam hati.
"Kamu minta diisep puting kamu..!" jawab
saya sambil tersenyum.
Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat
Saras terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah
dada Saras, saya turun lagi ke vaginanya.
Tampaklah bulu-bulu vag|na Saras yang
begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap
saya langsung menghisap vag|na Saras.
"Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!" sahut Saras
sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat,
maka saya tambah liar untuk menghisap
vaginanya.
Cerita Sex - Mencicipi Tubuh Pacar Teman
"Ahh....aku mau keluar," lirih Saras.
Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Saras keluar
diiringin teriakan dari Saras.
"Mas, kamu kok hebat ....mainin memekku..?"
kata Saras terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.
"Masukin punya mas...sekarang..!" pinta
Saras.
"Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!"
jawab saya.
Maka dengan cepat langsung puting yang
berwarna coklat muda itu saya hisap dengan
kencangnya secara bergantian, kiri dan
kanan.
"Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!" teriak
Saras.
Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu
membuat saya tambah horny, apalagi penisku
sudah dari tadi menunggu giliran 'masuk'.
Maka langsung saja saya memasukkan pen|s
saya ke vag|na Saras.
"Sempit banget memek Saras...!" pikir saya
dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya
masuk juga pen|s saya ke vag|na Saras
"Sar...memek kamu enak dan sempit ...." kata
saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh
Saras yang sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang
ada hanya suara Saras yang terus mendesah
dan teriak.
"Terus mas... tambah cepet ..!"
Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan
Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.
"Sabar ...tunggu giliran kalian, sekarang aku
beresi dulu memek Saras ini..!" jawab saya
sambil sambil menggoyangkan Saras.
Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.
Tidak lama kemudian Saras minta ganti
posisi, kali ini dia mau di atas.
Kami pun berganti posisi.
"Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget
didalam..!" teriak Saras sambil merem melek.
5 menit kemudian Saras teriak, "Ahh.., aku
keluar lagi..!" dan dia langsung jatuh ke
pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti
dengan gaya dogy.
Kali ini kembali Saras menjerit, "Terus...
mas..!"
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya
sudah mau keluar.
"Sar, mau keluarin dimana..?" tanya saya.
"Di muka saya saja." jawabnya cepat.
Kemudian, "Croott.., crott..!" sperma saya
saya keluarkan di wajah Saras.
Kemudian Saras dengan cepat membersihkan
pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan
hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas
di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra
meremas pen|s masing-masing dan dia pun
melihat Saras dengan tatapan ingin
mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
Tiba-tiba saja Indra mencium Saras dengan
ganasnya. Secara otomatis Saras
membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai
turun ke leher Saras dan dada Saras. Saras
hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada
Saras diremas-remas oleh Indra dan sapuan
lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
"Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah
lagi.....!" kata Indra dengan suara
menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera
mencium dan menjilati vag|na Saras dengan
lahapnya seperti orang yang kelaparan.
"Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!" timpal Saras.
Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni
raih buah dada Saras dan segera
menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang
kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni
juga remas-remas buah dada Saras.
"Yang kencang mas..!" kata Saras lirih.
Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada
Saras, kemudian Beni turun ke vaginanya.
Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulu-
bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
"Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga
tahan yach..?" kata Beni sambil tersenyum.
Saras hanya menangguk saja tanpa
mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian
Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na
Saras, dan langsung Beni hisap jilati vag|na
Saras
"Teruss..! Enak...mas!" itulah suara yang
terdengar dari mulut Saras.
Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na
Saras, Beni melakukan gerakan lebih jauh.
Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya
ke dalam vag|na Saras.
"Pelan-pelan....!" kata Saras.
Beni hanya tersenyum dan segera mencium
Saras, dan Saras pun membalasnya dengan
penuh semangat.
Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam
vag|na Saras. Dan tanpa dikomando lagi Beni
segera bergerak diikuti goyangan pinggul
Saras. Saras memeluk Beni begitu eratnya dan
Beni memperhatikan wajah Saras yang sedang
merem melek seakan-akan tidak ingin
berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.
"Gantian dogy ...!" pinta Saras
Beni turuti saja kemauan Saras.
"Bless, bless.., bless..!" sedikit terdengar
suara pen|s dan vag|na yang sedang
berlomba, karena vag|na Saras sudah basah
dan menurut Beni, Saras tidak lama lagi
akan keluar.
Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja
Saras teriak, "Ah.., ahh.., ahh.., aku
keluar..!"
Kemudian Saras langsung jatuh lemas dengan
posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih
tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera
menggerakkan penisnya supaya dapat juga
segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin
keluar.
"Keluarin di mana Sar..?" tanya Beni.
"Di dalam .....!" jawab Saras dengan suara
yang terbata-bata.
Lalu, "Crott, crott..!" pen|s Beni segera
mengeluarkan semburan spermanya.
"Ahh..!" Beni bersuara dengan keras,
"Enak....!" lanjut Beni.
Kemudian Beni langsung rebah di sebelah
kanan Saras, sementara Indra tersenyum
memperhatikan mereka berdua karena belum
mencicipi Saras.
"Wah capek kamu Saras..?" tanya Indra.
Saras yang sudah lemas hanya dapat
tersenyum.
Setelah istirahat beberapa menit, Saras
melanjutkan meladeni permainan Indra.
Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati
tubuh Saras. Setelah selesai kira-kira
setengah jam sebelum jam 4 sore Anto
datang.
Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium
pipi Saras dengan sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar